Rabu, 24 Oktober 2018

SEJARAH PEMIKIRAN ILMU EKONOMI
MAKALAH
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat
Mata Kuliah Pengantar Bisnis
STIE PGRI Dewantara Jombang







O l e h :
     1. Fa’iqotu Nur U : 1861195
     2. Ferdi Setyawan          : 1861211
     3. Meita Gambua sari    : 1861308
     4. Rere Fadriaken tias   : 1861210
Dosen Pembimbing
Drs. M. Thamrin Bey. M.Si

MANAJEMEN / KP – 4
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat merampungkan makalah ini yang Alhamdulillah sudah ada ditangan pembaca.
Kata terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada rekan-rekan  mahasiswa dan mahasiswi di STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG ini, atas bantuan dan partisipasinya untuk penyelesaian makalah ini. Adapun isi makalah ini tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat berguna untuk para rekan-rekan sesama mahasiswa dan mahasiswi serta para dosen-dosen STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG dalam proses perkuliahan untuk membantu Mahasiswa(i) dalam mencari informasi yang relevan dan actual serta menambah dan memperluas wawasan kita mengenai ekonomi.
Akhir kata yang kami ucapkan mohon maaf jika dalam prose penulisan makalah ini banyak kekurangan disana dan disini. Pikiran kritis dan sumbang saran sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.







                         Jombang, 23 Oktober 2018

                                         Penulis









DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang   3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemikiran kaum perintis sosialis 5
2.2 PemikiranKkaum Merchantilis 12
2.3 Pemikiran Kaum Pisiokrat 15
2.4 Pemikiran Kaum/teori Klasik 19
2.5 Pemikiran Kaum/teori Neo Klasik 22
2.6 Pemikiran Kaum/teori 25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 39
3.2 Saran  45
Daftar Pustaka 46

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuh kebutuhan manusia terbatas adanya. Ketidak seimbangan antara kebutuhan yang meningkat dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut ilmu ekonomi. Banyak persoalan di dunia ini yang menyangkut tentang persoalan ekonomi. Dengan adanya teori-teori ekonomi yang berkembang, sebagian persoalan ekonomi tersebut dapat diatasi. Akan tetapi, sesudah persoalan yang satu selesai diatasi, muncul kembali persoalan yana lain. Ini menyebakan kita perlu menggali ilmu ekonomi dengan lebih dalam, lebih canggih, dan lebih ampuh untuk digunakan dalam menghadapi persoalan-persoalan ekonomi baik masa sekarang, ataupun dimasa yang akan datang.
Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu proses yang panjang. Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring dengan munculnya peradaban- peradaban yang ada di dunia. Bahkan pemikiran tersebut mulai tampak sejak zaman batu, perunggu, dan besi. Kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya tulisan pada peradaban India kuno, Mesir kuno, dan Babylonia. Sedangkan barat lebih cendrung pada peradaban Yunani kuno yang kaya akan peninggalan dari kaum intelektualnya. Salah satu corak perkembangan
Didalam makalah ini, akan dibahas mengenai sejarah, tokoh beserta pemikiran-pemikiran dari masing-masing tokoh ekonomi mulai dari kaum perintis sosoalis, kaum merkantilis, kaum pisiokrat, teori klasik, teori neo klasik, teori sosialis.

1.2 Rumusan Masalah
Apa hasil pemikiran tokoh kaum Perintis Sosialis ?
Apa hasil pemikiran tokoh kaum Merchantilis ?
Apa hasil pemikiran tokoh kaum Pisiokrat  ?
Apa hasil pemikiran tokoh kaum/teori Klasik ?
Apa hasil pemikiran tokoh kaum/teori Neo Klasik ?
Apa hasil pemikiran tokoh kaum/teori Sosialis



1.3 Tujuan
Hasil pemikiran tokoh kaum Perintis Sosialis
Hasil pemikiran tokoh kaum Merchantilis
Hasil pemikiran tokoh kaum Pisiokrat
Hasil pemikiran tokoh kaum/teori Klasik
Hasil pemikiran tokoh kaum/teori Neo Klasik
Hasil pemikiran tokoh kaum/teori Sosialis
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran kaum perintis sosialis
1. Socrates (470 SM - 399 SM)
Adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.
Riwayat hidup
Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya.Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya.Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedru, Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana,tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat.Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates.Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia mendatangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan.Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan.Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam.Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut.Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato.Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus Kristus.
Fiosofi
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya.Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta.Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.
2. Plato (427-347 SM).
Plato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena, ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya meninggal ibunya menikah lagi dengan  adik ayahnya Plato yang bernama Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang politikus, dan Plato banyak terpengaruh dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiran pamannya ini ia banyak bergaul dengan para politikus Athena.
Selain para politikus ia juga banyak dipengaruhi oleh Kratylos, seorang filusuf yang meneruskan ajaran Herakleitos yang mempunyai pendapat bahwa dunia ini terus berubah. Dari pergaulan dengan para politikus, Plato akhirnya menelurkan sebuah pemikiran bahwa pemimpin suatu negara haruslah seorang filusuf, hal ini dilontarkan karena kekecewaannnya atas kepemimpinan para politikus yang ada pada saat itu, terutama yang berkaitan dengan kematian gurunya, yaitu Socrates, di persidangan yang berakhir pada kematian gurunya tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya Plato mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan ilmiah dan di sekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu menjadikan filsuf-filsuf yang siap menjadi pemimpin negara, dan akademia inilah awal dari munculnya universitas-universitas saat ini karena lebih menekankan pada kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan mengajar di akademia ini hingga akhir hayatnya.
Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode dialog, karena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di akademia-nya. Di satu sisi ia masih mempercayai beberap mitos yang digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal duniawi. Ia banyak dipengaruhi oleh gurunya, Socrates dalam pemikirannya.
Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato.Ia beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea.Ia memberikan beberapa contoh seperti segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai bentuk itu merupakan gambaran yang merupakan tiruan tak sempurna dari idea tentang segitiga. Maksudnya adalah berbagai macam segitiga itu mempunyai satu idea tentang segitiga yang mewakili semua segitiga yang ada.
Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan.Dunia lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna.Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani.Hubungan antara idea dan realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara, pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat.Ketiga, Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit.Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
Plato menganggap bahwa jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia, dan pandangannya ini dipengaruhi oleh Socrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Salah satu argumen yang penting ialah kesamaan yang terdapat antara jiwa dan idea-idea, dengan itu ia menuruti prinsip-prinsip yang mempunyai peranan besar dalam filsafat. Jiwa memang mengenal idea-idea, maka atas dasar prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwapun mempunyai sifat-sifat yang sama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja, maka Plato menganggap juga seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam polis.Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis atau negara.
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu.Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini.Dalam menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang harus dididik khusus. Mereka harus mempelajari, senam yang lebih umum dan keras dan sebaiknya dilakukan paa usia 18 - 20 tahun. Dari sini diseleksi lagi untuk dijadikan calon pemimpin politik, dan untuk membentuk pemimpin in mereka harus belajar filsafat hingga usia 30 tahun, tujuan belajar filsafat ini untuk melatih mereka dalam mencari kebenaran. Dari sini diseleksi lagi dan mereka yang lulus seleksi akan mempelajari filsafat dan dialektika secara lebih intensif selama 5 tahun.
Dan jika dalam pendidikan ini berhasil maka selama 15 tahun ia menduduki beberapa jabatan negara yang tujuannya agar mereka tahu pekerjaan-pekerjaan negara. Dan pada usia 50 tahun baru mereka siap menjadi seorang pemimpin.
Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit.Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang penanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis.Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut.
Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi, karena jika hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu demokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan penggabungan, dan negara ini berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.
3. ARISTOTELES
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpin Lyceum, yang mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang dinyatakannya sebagai theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti fisika, astronomi, biologi, psikologi, metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135-1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126-1198).Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.
4. XENOPHON
Sejarawan Yunani, esais, dan Xenophon ahli militer (ca. 430 SM-355 ca.) Adalah yang paling populer dari sejarawan Yunani. Dia memfasilitasi perubahan dari tradisi Thucydidean sejarah untuk retorika.
Anabasis The ("Maret Up Negara"), mungkin karya Xenophon yang paling terkenal dan paling menarik, dalam tujuh buku, awalnya diterbitkan di bawah nama pena Themistogenes dari Syracuse. Ini adalah sejarah ekspedisi tentara bayaran Yunani dari Cyrus muda melalui Kekaisaran Persia. The Hellenica, dalam tujuh buku, merupakan kelanjutan dari sejarah Thucydides, dari Perang Peloponnesia untuk supremasi Thebes, dan menggunakan metode annalistic dan pameran bias. Periode menutupi membentang dari ujung Thucydides (411 SM) ke Pertempuran Mantina (362 SM). Ada beberapa pertanyaan tentang pembagian dan kelengkapan pekerjaan. The encomium ke Agesilaus kemungkinan telah disusun lama setelah kematian raja Spartan di 360. Ditulis dalam gaya Gorgias retorika, tidak hati-hati dibangun.
Tulisan-tulisan filosofis Xenophon terbagi dalam dua subdivisi. Yang pertama, subjek atau tema-berorientasi (ilmu politik, pendidikan, ekonomi), termasuk Konstitusi Lacedaemonian, akun yang tidak merata dan ceroboh lembaga-lembaga politik Spartan, memuji-muji berlebihan dalam nada, menetapkan asal mereka untuk Lycurgus, dengan siapa Xenophon mengidentifikasi ide-ide sendiri , dan Cyropaedia, di delapan buku, digambarkan sebagai sebuah roman politik. Menggunakan sejarah Cyrus tua, pendiri kerajaan Persia, Xenophon menyajikan pembaca dengan buku pegangan, kusam monoton, berulang-ulang perilaku raja yang ideal dengan Cyrus sebagai model. Dianggap karya Xenophon yang paling dipoles, yang Cyropaedia jelas menunjukkan ketidaksukaannya konstitusi demokratis dan preferensinya untuk konstitusi Spartanlike, dengan saran praktis untuk komandan militer, deskripsi hidup pertempuran, dan saran untuk pendidikan warga negara yang baik. Pada risalah Pendapatan (On Keuangan) berisi saran untuk perbaikan dari kas umum Athena dan juga argumen untuk perdamaian.
Subdivisi filosofis kedua adalah jauh lebih peduli dengan individu dan perilaku etis mereka, terutama dengan Socrates. Yang paling terkenal dari kelompok ini tidak diragukan lagi The Memorabilia dari Socrates, dalam empat buku. Mencerminkan pikirannya sendiri praktisnya, Xenophon di sini berusaha untuk membela gurunya melawan tuduhan ketiadaan rasa hormat dan korupsi pemuda, ia melanjutkan melalui serangkaian percakapan untuk menggambarkan ajaran moral Socrates. Ini adalah gambaran terbatas satu sisi filsuf besar, dan pekerjaan yang kesejarahannya, konstruksi, kedalaman, kredibilitas, dan nilai telah menjadi subyek perdebatan. The Apology of Socrates adalah pidato singkat yang ditulis untuk membenarkan pertahanan lemah Socrates tentang dirinya sendiri, dan mengklaim telah mencatat bahan dari Hermogenes. Bagian dari itu ditemukan juga di Plato. Simposium ini juga berguna untuk merekonstruksi gambar Socrates. Pengaturan adalah rumah Callias Athena kaya selama perayaan kemenangan Autolycus di Panathenaia besar di 422 SM Sifat cinta dan persahabatan adalah subjek filosofis, dan dibahas dengan ringan dan kenikmatan, meskipun pidato Socrates untuk Callias yang tajam serius. Plato mungkin telah menulis Simposium sebagai koreksi untuk itu Xenophon. Hieron, sebuah dialog antara Raja Hiero dari Syracuse dan Simonides dari Ceos, yang melakukan kunjungan ke Syracuse pada 476, kontras banyak penguasa dengan yang dari orang pribadi. Yang satunya adalah bahagia diperdebatkan keluar dengan cara yang pasti menarik bagi para Socratics. Oeconomicus ini dianggap sebuah karya menawan yang mencerminkan kehidupan Xenophon di Scillus, meskipun itu adalah dialog antara Socrates dan Critobulus pada manajemen estate dan mencatat diskusi tentang masalah antara Socrates dan Ischomachus.
5. THOMAS AQUINAS (1225-1274)
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo.
          Kehidupan Thomas Aquinas
Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar.Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab.Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen.Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225.Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino.Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya.Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu.Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252.
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris. Kecakapan Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologi dibeberapa kota doitali,seperti dianagni,orvieta,orvieta,roma,dan viterbo,selama sepuluh tahun lamanya.pada tahun 1269,thomas dipanggil kembali ke paris .ia hanya tiga tahun berada disana karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah dominikan dinepasdalam perjalanan menuju kekonsili lynous,tiba-tiba thomas sakit dan meninggal dibiara fossanuava,7 maret 1274 paus yohannes XXII menggangkat thomas sebagai anak kudus pada tahun 1323.
          Ajaran  Thomas Aquenas
Thomas mengajarkan allah sebagai “ada yang tidak terbatas” allah adalah zat yang tinggi,yang mempunyai keadaan yang paling tinggi,allah adalah penggerak yang tidak bergerak ,tetapi sekali pengaruh filsafat aristoteles dalam pandangannya.Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingka adikodrati dan kotrati,tingkat atas dan bawah hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal.hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat(adikodrati) demikian kata thomas aquinas.
Mengenai manusi thomas mengajarkan bahwa pada  mulanya manusia mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat olehh allah.ketika manusia jatuh kedalam dosa,rahmat allah itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi berkurang sempurna.manusia tidak dapat lagi memenuhi hukumkasih tanpa bantuan rahmat tersebut.dan rahmat atau kodrati itu dijalankan lewat gereja.

2.2 Pemikiran Kaum Merchantilis
1. Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga. Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja dalam praktik tersebut biasanya rakyat menjadi korban sehingga sangat dikecam pada saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568), dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor yakni :
Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara.
Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di ekspor.
Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya dikurangi atau dipermainkan.
Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa negara mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap warga negara karena negara berada di atas hukum. Sebenarnya teori yang dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan akan tetapi teori ini mencerminkan kebutuhan negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para kaum bangsawan Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa perediaan emas tersebut lebih baik disimpan terlebih dahulu dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya inflasi. Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori kuantitas uang.
2. Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak menulis tentang perdagangan luar negeri buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya yang terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign Trade adalah salah satu sumbangan besar terhadap teori perdagangan luar negeri.  Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang mengalirnya emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan negara cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula perdagangan masih tetap akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-belikan itu.
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan harga-harga dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha namum kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)
J.B. Colber adalah seorang pejabat negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan Negara daripada untuk meningkatkan kekayaan orang. Ia mendorong usaha dalam sektor kerajinan dan perdagangan dengan menekankan pengenaan pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sistem transportasi dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri sedangkan imigran dari luar negeri didorong masuk ke dalam Negara.
J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar Negara. Ia melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta membangun industry-industri percontohan ia juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-akademi perpustakaan dan memberikan subsidi kesetiap sektor ekonomi.
Dalam praktik ekonomi banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya pada abad tersebut eropa dianggap sebagai kapitalisme komersial yang kadangkala disebut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah yang memegang kendali perekonomian.
4. Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik. Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662), yang berisi tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang menurutnya uang diperlukan dalam jumlah secukupnya tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan. Harga untuk uang adalah bunga modal, dengan demikian semakin besar jumlah uang beredar maka bunga modal turun hal ini akan mendorong kegiatan usaha ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya.
5. Sir Dudley North (1641-1691)
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan. Dalam pernyataanya fungsi uang dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk simbol kekayaan negara. Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk negara lain menurutnya bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan memperkaya negara.

2.3 Pemikiran Kaum Pisiokrat
1. Franscois Quesnay (1694-1774)
Quesnay lahir tahun 1694 di desa Mere, sekitar 15 mil sebelah barat Versailles. Ayahnya “adalah seorang petani dan penjaga tokoh, sehingga ia hanya sedikit mendapatkan pendidikan formal. Pada usia 17 tahun Quesnay memutuskan untuk menjadi seorang ahli bedah, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di bidang kedokteran.
Quesnay terkenal sebagai pencipta model ekonomi “Tableau Economique” yang dikembangkan lebih lanjut oleh Leontief sebagai Tabel Input-Output dan sebagai pemimpin aliran Fisiokrat. Ia juga terkenal dengan usulannya “Laizzes faire”, analisis distribusi surplus ekonomi dan visinya tentang ekonomi sebagai suatu rangakaian yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Ia menganalisis proses ekonomi sebagai siklus aliran uang, barang dan orang dari satu sektor ke sektor lainnya yang menyerupai aliran darah dalam tubuh manusia.
Quesnay berpendapat bahwa hanya tanah yang bersifat produktif, sehingga para petani dan penambang dianggapnya sebagai kelompok masyarakat produktif. Kemudian ia menyarankan bahwa setiap kebijakan ekonomi yang diambil harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup para petani.
Para tuan tanah dianggapnya sebagai “penghisap belaka” karena mereka ini hanya memperoleh hasil tanpa kerja. Kegiatan industri dan perdagangan juga dianggapnya tidak produktif, sebab kegiatan industri hanya mengubah bentuk dan sifat barang, sementara perdagangan hanya memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Kekuatan atau nilai positif pemikiran Quesnay adalah sebagai berikut:
1) Intervensi pemerintah dalam perekonomian hanya akan merusak
keseimbangan yang sudah tercipta secara alami.
2) Karyanya berupa “Tableau Economique” merupakan cikal bakal lahirnya Tabel I-O dan pengukuran aktivasi ekonomi secara agregat.
3) Sumber kekayaan Negara dan masyarakat adalah tanah dan lahan.
4) Melihat bahwa perekonomian adalah suatu rangkaian yang saling terkait satu dengan yang lainnya, artinya sektor-sektor ekonomi yang membangun suatu struktur ekonomi adalah saling terkait antar satu dengan yang lainnya.
5) Sedangkan kelemahan atau nilai negatif yang terdapat dalam pemikiran Quesnay adalah sebagai berikut :
Ia mengabaikan campur tangan pemerintah, sehingga para pelaku ekonomi/usaha akan bersaing secara yang tidak sehat yang pada akhirnya akan merugikan pengusaha lainnya terutama di negara-negara yang sedang berkembang.
Alam bukanlah satu-satunya faktor produksi yang produktif, ini terbukti bahwa sebagian Negara didunia tidak mengandalkan sumber daya alam dalam memacu pertumbuhan ekonominya.
Anggapannya bahwa sektor perdagangan dan industri adalah sektor yang tidak produktif adalah keliru.
Kebijakan pemerintah lebih diarahkan peningkatan kesejahteraan petani, tanpa memperhatikan pekerja di sektor lain.
Beberapa pemikiran Quesnay yang masih relevan dengan kondisi terkini adalah : (i) Perekonomian merupakan rangkaian yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. (ii) Doktrin laizzes faire-laizzes passer dalam perekonomian yang makin mengglobal. (iii) Pemikiran bahwa pertanian perlu mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah karena sekitar 85% penduduk Indonesia hidup dan bermata pencaharian di sektor pertanian atau hidup sebagai petani.
2. Sir William Petty (1623-1687)
Petty adalah orang yang pertama kali memikirkan dan menulis secara sistematis tentang ekonomi dan salah seorang yang menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam dunia nyata. Karyanya memberikan pencerahan dalam sifat dan sewa tanah (rent) dan pajak. Ia berusaha menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang kuantitatif dan staistikal melalui istilah “aritmatika politik”. Untuk membuktikan bahwa London itu makmur dan berkembang secara ekonomi, Petty menunjukkan bagaimana London memiliki banyak penduduk dan perumahan (realstate) dibanding Paris.
Petty memberikan sumbangsih terhadap perkembangan teori ekonomi, Petty adalah ekonom pertama kali yang mendefinisikan gagasan surflus dan ahli ekonomi pertama yang menjelaskan tanah berdasarkan gagasan surflus. Dia juga memikirkan secara mendalam tentang keuangan publik.
Dalam karyanya yang berjudul “A Treatise of Taxes and Contribution”, ia menyatakan bahwa : (i) Bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tetap bekerja. (ii) Uang diperlukan dalam jumlah secukupnya dan apabila lebih atau kurang dari yang diperlukan maka dapat mendatangkan kemudharatan.
Kekuatan atau nilai positif pemikiran William petty, antara lain :
ia telah menggunakan statistika dan matematika dalam analisisnya, sehingga analisisnya lebih tajam dibanding dengan ekonomi lainnya.
Ia telah memberikan pencerahan terhadap sifat sewa tanah dan pajak.
Ia mendukung penerapan pajak secara progersif.
Sedangkan kelemahan atau nilai negatif pemikiran William Petty, antara lain :
Ia memandang pajak sebagai sesuatu yang buruk dan merusak perekonomian, Karena akan mengurangi insentif bagi rakyat yang bekerja keras.
Menganggap bahwa pajak sebagai faktor penghambat dinamika atau perkembangan perekonomian Inggris.
Analisis ekonominya terlalu berorientasi pada pendekatan kuantitatif, sehingga tidak menggambarkan kenyataan yang ada.

3. John Locke (1632-1704)
John Locke yang akrab dengan panggilannya Locke lahir di Somerset Inggris tahun 1632 dari keluarga kaya yang moderat. Ayahnya adalah pengacara dan pemilik tanah yang sangat luas. Ia mendapat beasiswa ke Universitas Oxford dan masuk ke gereja Kristen di Oxford pada tahun 1659. Kemudian ia menjadi dosen di Universitas Oxford, dia mengajar matakuliah sejarah Yunani dan reteorika.
Locke sangat terpesona dengan penemuan Petty bahwa darah mengalir ke seluruh tubuh dan ia mau melakukan studi kedokteran di waktu luang. Ia menjadi dokter pribadi Lord Ashley, seorang kanselir di Excherquer dan segera menjadi asisten pribadinya. Dari hubungan itu ia lalu belajar tentang isu-isu ekonomi yang penting pada saat itu, misalnya kegiatan perdagangan dengan koloni-koloni Inggris dan suku bunga.
Locke memberikan lima kontribusi terhadap perkembangan ilmu ekonomi, tiga buah bersifat filosofis dan dua bersifat ekonomi. Ia memberikan justifikasi filosofis untuk kepemilikan pribadi dan Negara. Ia mengembangkan metodologi yang membantu ekonomi menjadi “ilmiah”. Sumbangan Locke untuk perkembangan ilmu ekonomi lainnya adalah teori yang berkaitan dengan uang dan bunga. Ia menentang peraturan pemerintah tentang tingkat suku bunga dan menentang pemerintah mendevaluasi mata uang Inggris, karena akan berakibat buruk terhadap perekonomian.
Sumbangannya di bidang filsafat adalah justifikasinya bagi hak-hak individu atas milik pribadi. Pada abad ke 17 di Inggris kegiatan komersil meningkat dengan besar dan menimbulkan konflik dengan institusi feodal dan keagamaan. Waktu itu di akui bahwa Tuhan memberikan alam ini kepada manusia seluruhnya. Menguasai atau memonopoli sumber-sumber alam berarti sumber-sumber tersebut tidak tersedia bagi orang lain.
Pemikiran John Locke mengandung beberapa kekuatan atau nilai positif, antara lain :
Pemikirannya tentang teori uang dan bunga yang menjadi cikal bakal pengembangan teori ekonomi moneter oleh ekonom-ekonom pada periode selanjutnya.
Pemikirannya tentang dampak buruk kebijaksanaan devaluasi terhadap perekonomian secara makro.
Pemikirannya tentang kepemilikan pribadi dan Negara.
Disamping kekuatan tersebut, pemikiran John Locke juga mengandung kelemahan atau sisi negatif, antara lain :
Pemikirannya terlalu berorientasi pada penguasaan materi atau kebendaan.
Uang atau modal diakui sebagai atau merupakan hasil dari kerja sebelumnya, sehingga kepemilikannya dapat dibenarkan.
Uang membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak rusak sebelum digunakan.
Pemikiran Locke yang masih relevan dengan kondisi terkini adalah : (i) Pemikiran tentang perlunya kebijakan moneter yang dikelola secara bijaksana dan mempertimbangkan kebijakan makro ekonomi lainnya, misalnya kebijakan fiscal atau APBN, pemerintah tidak boleh serta merta melakukan kebijakan devaluasi karena akan merugikan perekonomian. (ii) Pemikiran tentang perlunya kejelasan antara kepemilikan pribadi dan kepemilikan Negara. Dan (iii) Sumber tertinggi dari penguasa politik adalah individu.

2.4 Pemikiran Kaum/teori Klasik
1. Francois Quesnay
Francois Quesnay (diucapkan Kennay) terkenal sebagai pencipta model ekonomi pertama, Tableau Economique, dan sebagai pemimpin physiocrats. Para pengikutnya menamakan diri mereka sebagai physiocrat dari bahasa Perancis, physiocrate, yang berarti hukum alam (Rule of Nature). Physiocrat ialah kelompok ekonom yang percaya kalau kemakmuran suatu negara hanya bisa dicapai melalui agrikultur.
Quesnay memulai pendapatnya dengan asumsi bahwa ekonomi dapat digambarkan menurut tiga kelas atau sektor yang berbeda. Pertama, sektor pertanian yang menghasilkan makanan, bahan mentah dan hasil pertanian lainnya. Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi barang-barang pabrik seperti pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh pertanian dan pekerja pabrik, beserta jasa. Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak menghasilkan nilai ekonomi apa-apa, tetapi mereka memiliki klaim atas surplus output yang dihasilkan dalam pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus kepada pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa Physiocratic.
2. John Locke
Sumbangan John Locke untuk ekonomi adalah memberikan justifikasi pertama untuk kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Locke juga memberi sumbangan pada teori uang dan tingkat suku bunga.
Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan proporsi yang agak kontroversial bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan mereka dan atas hasil dari pekerjaannya itu, mereka menerima tanah sebagai milik mereka secara sah dengan memadukan pekerjaan mereka dengan tanah tersebut.
Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi, kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu,
Locke berpendapat bahwa properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan kekayaan maka mereka akan lebih produktif.
Locke menolak pedapat dari Josiah Child (Pertengahan abad ke-17) yang berpendapat bahwa seharusnya negara membatasi tingkat suku bunga sampai 4%. Ia juga berpendapat bahwa hukum riba (Usury Law) hanyalah redistribusi dari keuntungan antara pedagang dan pemberi pinjaman, mereka tidak menguntungkan negara secara keseluruhan karena bunga tersebut tidak meningkatkan peminjaman dan investasi. Locke menyimpulkan bahwa lebih baik bunga dibiarkan sampai ke tingkat yang wajar (yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran) ketimbang diterapkan oleh pemerintah.
Sumbangan yang kedua adalah bahwa Locke menolak usulan dari pemerintah Inggris untuk pemecahan masalah uang logam yang terpotong atau terdepresiasi dengan mengurangi berat dari logam mulia dalam semua uang logam, atau mendevaluasi mata uang nasional. Menurut Locke, dengan mengurangi berat kandungan logam mulia, tidak akan membantu karena nilai atau kekuatan pembayar dari uang ini ditentukan oleh kandungan peraknya. Menurunkan nilai uang hanya akan membuat pedagang menginginkan lebih banyak mata uang untuk ditukar dengan barang.
3. Adam Smith
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
4. David Ricardo
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat,yaitu:
a)Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.

b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat.

c)Golongan tuan tanah
Mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang di
sewakan.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
5. Thomas Robert Malthus
Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tampa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut J.B.Say berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand yang artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

2.5 Pemikiran Kaum¬/teori Neo Klasik
1. Herman Heinrich Gossen, Enwicklung der Gesetze des menschlichen Verkehrs und die darausfliessenden Regeln fuer menschliches Handeln (1854)
Gossen (1810-1858) merupakan pemikir berbangsa Jerman yang mengungkapkan istilah kepuasan (utility) dan kepuasan marginal (marginal utility). Gagasan awalnya bersumber mengenai nützen dan grenznützen yang dijelaskannya pada abad XIX.
Di antara pemikiran-pemikiran Gossen mengenai berbagai bidang permasalahan ekonomi, terdapat dua pemikiran dasar yang menonjol yang kemudian dikenal dengan dua hukum Gossen.
Hukum Gossen yang pertama menyangkut kepusan marginal suatu barang yang cenderung semakin berkurang dengan semakin bertambahnya jumlah barang tersebut. Jika jumlah barang tersebut semakin bertambah, maka kepuasan tersebut akan berkurang sampai mencapai suatu batas. Kepuasan pada batas yang masih dapat dinikmati disebut kepuasan marginal (marginal utility). Lewat dari dari batas itu, maka bertambahnya persediaan barang yang bersangkutan menyebabkan nilai barang tersebut sudah tidak mempunyai arti bagi konsumen. Kepuasan marginal tersebut ditentukan oleh penilaian subjektif dari pihak konsumen dan merupakan dasar nilai bagi nilai dan harga dari barang yang bersangkutan.
Hukum Gossen yang kedua menyangkut bahwa kepuasan maksimal akan diperoleh jika kepuasan marginal masing-masing dari semua jenis barang kebutuhan menjadi sama besarnya pada tingkat dimana daya dan dananya habis terpakai. Dengan kata lain, pemanfaatan optimal dari dana yang tersedia untuk mencapai kepuasan marginal bagi pemakai akan terlaksana jika ada semacam penyamarataan di antara kepuasan marginal dari masing-masing jenis barang yang diperoleh. Hukum yang kedua ini berdasarkan pendapat bahwa kebutuhan dan selera manusia akan barang dan jasa meliputi jumlah yang banyak dan berbagai macam sifat dan jenisnya. Di sisi lain, sumber daya dan dana yang tersedia bagi peminat selalu terbatas pada kebutuhan yang diinginkan. Hukum Gossen yang kedua ini menunjukkan bahwa penggunaan dana akan membawa kepuasan maksimal.
2. Eugen von Bohm-Bawerk, Kapital und Kapitalzins : Vol. 1, Geschichte und Lritik der Kapita zinstheorien (1884); Vol. 2, Die Positive Theorie des Kapitals (1889)
Di zamannya Bohm-Bawerk dianggap oleh umum sebagai salah seorang pakar ekonomi diantara yang paling brilian dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebelumnya ia menjabat tiga kali sebagai Menteri Keuangan Kerajaan Austria-Hongoria dan diaangap berhasil dalam penerbitan keuangan negara dan pengelolaan kebijaksanaannya.
Teori Bohm-Bawerk tentang Nilai dan Harga
Dalam pandangan Bohm-Bawerk, masalah nilai dan harga menyangkut hubungan umum antara barang-barangyang mengandung faedah (nutzen) unutk memenuhi kebutuhan. Sejumlah jenis barang dapat dimanfaatkan untuk berbagai rupa kebutuhan, kegunaannya lebih dari satu jalur.
Teori Bohm-Bawerk tentang Distribusi Pendapatan
Dalam pandangan bohm-Bawerk dan pendekatannya terhadap ekonomi masyarakat, para pelaku aktif dalam proses kegiatan ekonomi terbagi golongan angkatan kerja, golongan pemillik tanah atau penguasa tanah, golongan kapitalis, dan enterpreneur (wirausaha).
Golongan-golongan tersebut dibedakan menurut fungsi dan peranannya dalam prosesproduksi dan pembentukan pendapatan (sebagai hasil produksi). Ciri tenaga kerja dan pemilik tanah ialah masing-masing mewakili atau menguasai suatu jenis faktor produksi. Bahhian pendapatan yang diperuntukkan bagi tenaga kerja ialah sebagai imbalan jasa kepada perannya dalam proses ekonomi, imbalan jasa bagi fungsi ekonominya. Demikian pula bagian pendapatan yang diterima oleh pemilik tanah ialah sebagai imbalan jasa bgi peran tanah dalam proses produksi (tanah dalam fungsi ekonominya), terlepas dari perilaku atau peranan pribadi si pemilik tanah. Jadi, upah yang dibayar dan diterima ialah untuk fungsi pekerjaan dan sewa tanah untuk fungsi tanah, masing-masing dalam proses produksi.
Dalam proses produksi barang tertentu, alat-alat produksi yang digunakan merupakan barang-barang yang komplementer. Artinya, satu jenis barang produksi hanya berfungsi dalam kombinasi  dengan jenis-jenis barang produksi lainnya. Barang –barang produksi hanya mengandung nilai oleh karena barang-barang itu secara bersamaan menghasilkan barang konsumsi.
Hukum mengenai biaya produksi dapat disimpulkan sebagai kasus khusus hukum mengenai faedah marginal. Artinya, fenomena adanya biaya produksi merupakan pencerminan dari nilai subjektif (yang menentukan faedah marginal tadi).
Teori Bohm-Bawerk tentang Modal dan Bunga
Bohm-Bawerk menunjuk pada perbedaan antara dua pengertian tentang modal, yaitu modal sebagai alat produksi secara fisik dan midal sebagai sumber untuk memperoleh pendapatan sebagai imbalan jasa. Segi yang diutamakan dalam teori Bohm-Bawerk ialah modal sebagai alat produksi (barang produksi).
Produksi diaangap sebagai suatu proses transformasi (penjelmaan) dari materi atau bahan dasar untuk membuat barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Di zaman modern, hal itu terlaksana dengan mengerahkan tenaga kerja besera sumber-sumber daya produksi lainnya untuk membuat terlebih dahulu barang-barang alat produksi yang tidak bisa dikonsumsi dengan segera.
Pandangan Bohm-Bawerk tentang masalah bunga dikenal kemudian secara luas sebagai teori agio. Tema pokok dalam teori agio ialah bahwa barang dan jasa yang tersedia pada saat ini dinilai lebih tinggi (mendapat agio), dibandingkan dengan barang dan jasa itu yang baru tersedia pada suatu saat di masa depan.
Bohm-Bawerk mengemukakan tiga pertimbangan dasar (drei Grunde), mengapa barang-barang yang tersedia saat ini mengandung n lai subektif yang lebih tinggi, dibandingkan dengna penilaian subjektif atas barang-barang itu di masa depan, walaupun dalam jumlah dan jenis yang sama.
Pertimbangan yang pertama ialah karena dalam suatu perpspektif tentang masa depan selalu terkandung harapan bahwa di masa depan itu juga akan tersedia lebih banyak dana pendapatan untuk membeli barang guna memenuhi kebutuhan nanti bila tiba saatnya.
Pertimbangan yang kedua berkenaan dengan kecenderungan pada perilaku manusia untuk meremehkan (dalam arti perkiraan yang terlalu rendah) kebutuhannya di masa depan, baik mengenai jumlahnya maupun mengenai jenis kebutuhan itu.
Pertimbangan yang ketiga berkaitan dengan teknik produksi dalam masyarakat kapitalis modern. Kini nampak arti dan peranan gagasan Bohm-Bawerk tentang proses produksi secara tidak langsung, sebagaimana telah diutarakan diatas tadi. Berdasarkan proses produksi tidak langsung itu akan diperoleh hasil tinggi. Akan tetapi proses tidak langsung juga berarti bahwa khalayak harus menuggu sampai saat tersediannya hasil itu dalam jumlah yang lebih banyak dan nilai yang lebih tinggi.
2.6 Pemikiran Kaum/teori Sosialis

Sejarah sosialisme tak dapat dilepaskan dari beberapa dampak negatif mazhab ekonomi liberal yang melanda Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, diantaranya penderitaan, kemiskinan, keterbelakangan, dan masyarakat yang berkelas-kelas. Di bawah panji-panji kapitalisme, golongan borjuis menguasai negara dan negara dijadikan mereka sebagai kekuatan dan alat pemaksa untuk mengatur organisasi ekonomi-politik dan kemasyarakatan guna memenuhi berbagai kepentingan mereka (Deliarnov, 2014:59). Salah satu buku yang mendokumentasikan keadaan masyarakat saat itu adalah England Green and Pleasant Land. Masa lalu Inggris yang indah, damai, dan harmonis, dikisahkan dalam buku tersebut, kemudian berubah drastis setelah dikembangkannya ajaran liberalisme-kapitalisme oleh pemikir-pemikir klasik.

sosialis2
Sumber: deviantart.com
Sebagai mazhab yang merupakan antitesis dari liberalisme, sosialisme mengharapkan terwujudnya suatu masyarakat yang egalitarian dimana sepenuhnya hak-hak atas barang-barang produksi dimiliki oleh negara bukan lagi oleh perseorangan. Menurut Ensyclopedia Britannica, sosialisme didefinisikan sebagai ajaran sosial dan ekonomi yang menyerukan kepemilikan atau kontrol dari publik -alih alih pribadi- terhadap properti dan sumber daya alam. Menurut pandangan sosialis, individu tidak hidup atau bekerja dalam isolasi tetapi hidup bekerja sama satu sama lain. Oleh karena itu, segala sesuatu yang diproduksi oleh siapapun berarti merupakan produk sosial, dan semua orang yang berkontribusi dalam produksinya berhak untuk berbagi atasnya. Konsekuensinya, masyarakat (society) harus memiliki atau setidaknya memiliki kontrol atas properti untuk kepentingan seluruh anggotanya. Ketika semua itu terwujud, masyarakat akan merasakan kebebasan sejati dan kesetaraan kesempatan yang sebenarnya, bukan kebebasan individu sebagaimana yang disampaikan oleh ekonom-ekonom klasik.

Meskipun isu-isu fundamental mengenai mazhab sosialisme secara jelas dapat dibedakan dengan mazhab yang lain. Beberapa tokoh sosialis memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Setidaknya ada dua hal pokok yang menyebabkan munculnya perbedaan di antara mereka, yaitu mengenai:

Tingkat kepemilikan atau kontrol atas properti
Beberapa tokoh sosialis menganggap seluruh properti kecuali barang pribadi, misalnya pakaian, harus dimiliki atau dikontrol bersama oleh masayarakat. Sementara tokoh sosialis lainnya mengijinkan kepemilikan individu atas properti seperti ladang, toko, dan unit usaha kecil lainnya.

Cara masyarakat melakukan kontrol atau memiliki properti
Beberapa sosialis memilih pola sentralistis, dimana negara atau partai politik mengambil peran kepemilikan properti sebagai perwujudan dari masyarakat. Namun, sosialis lainnya menginginkan pola desentralistis dimana keputusan tentang penggunaan properti publik dan sumber daya harus dilakukan di tingkat lokal, atau terendah mungkin, yaitu tingkat dimana orang-orang yang akan paling terkena dampak langsung keputusan tersebut berada.

Ketidaksepakatan terhadap dua hal tersebut tak ayal menyebabkan munculnya aliran-aliran berhaluan sosialisme yang sangat beragam yang tercatat dalam sejarah. Antara lain Sosialis Utopian, Sosialis Komunitas Bersama, Marxisme, Leninisme, Sosialisme Kristen, Sosialisme Fabian, dll.


A. Sosialisme Utopian

Kelahiran mazhab sosialis sebenarnya timbul dari aksi orang-orang yang tidak puas dengan keadaan ekonomi liberal, yang secara cepat pula megubah perekonomian berbasis pertanian menjadi industri. Secara tiba-tiba masyarakat yang anti laissez faire-nya Adam Smith membentuk komunitas-komunitas sosialis pada awal abad ke-19 dan mendiskusikan imajinasi mereka mengenai pulau-pulau impian.

Mereka memimpikan sebuah tempat, dimana di sana tidak ada orang miskin, tidak ada pengemis, tidak ada pengacara, dan tidak ada perang –dan penduduk bisa mendapatkan apa saja tanpa membayar, bekerja enam jam sehari, dan menghabiskan sore hari dengan bercakap-cakap, membaca, atau mendengarkan musik (Skousen, 2015:155). Tokoh sosialis-utopis, Sir Thomas More (1478-1535) merupakan orang pertama yang menulis buku mengenai pulau impian itu dan menghasilkan sebuah buku berjudul “Utopia”.

Buku Utopia telah menggabungkan sejarah praktik pembagian barang dan tenaga kerja di kehidupan awal mula agama Kristen dan ide-ide dari filsyuf Yunani, Plato. Dalam bukunya Respublika, Plato menganggap bahwa negara hanya akan baik kalau dipimpin dan diperintah oleh orang-orang baik serta negarawan-negarawa ulung, yang disaring secara ketat dari seluruh anggota masyarakat. Bahkan Plato menganjurkan sistem pemerintahan totaliterisme, dimana sepenuhnya dikendalikan dan dipimpin oleh sekelompok orang terpandai dan terpilih.

Utopia-nya More ini di kemudian hari mempengaruhi pemikir sosialis lainnya. Adalah Claude-Henri de Saint-Simon (1760-1825), seorang aristokratis, menyerukan kepemilikan publik dari properti produktif. Ia menganjurkan kontrol publik dari properti melalui perencanaan terpusat, di mana para ilmuwan, industrialis, dan insinyur akan mengantisipasi kebutuhan sosial dan mengarahkan energi masyarakat untuk menemui mereka. Sistem seperti itu akan menjadi lebih efisien daripada kapitalisme.

Tulisan-tulisan yang senada dengan “utopia” juga berkembang di beberapa negara pada saat yang hampir bersamaan, ada Tomasso Campanella (1568-1639) dengan judul Civitas Solis, Francis Bacon (1560-1626) dengan judul Nova Atlantis, James Harrington (1611-1677) dengan judul The Commonwealh of Oceana, Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865) dalam judul Qu’est-ce que la propriété?, dan Louis Blanc (1811-1882) dengan judul L’Organisation du travail.

B. Sosialisme Komunitas Bersama

Tulisan-tulisan yang berisi cita-cita para sosialis utopia merupakan hal-hal yang bersifat utopia, angan-angan, dan imajiner. Meskipun memiliki pemikiran yang sama, Sosialisme Komunitas Bersama tidak hanya bersifat konseptual, melainkan berusaha untuk merealisasikan cita-cita tersebut melalui pembentukan desa, komunitas, koperasi, atau pabrik sebagai modelnya.

Robert Owen (1771-1858), seorang pengusaha kain dari Welsh, merupakan salah satu penganjur sosialisme jenis ini. Ia mulai mencuri perhatian saat mengoperasikan sebuah pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia yang menguntungkan tetapi mampu menunjukkan praktik bisnis yang manusiawi. Di pabriknya, ia tidak mempekerjakan anak-anak di bawah usia 10 tahun, meberikan rumah yang bagus bagi pekerjanya, membatasi waktu bekerja hanya 10 jam sehari, dan tidak menerapkan hukuman fisik. Pabrik yang digunakan sebagai model perbaikan kesejahteraan pekerja ini dikenal dengan sebutan parallelogram.

Setelah berhasil mengoperasikan perusahaan yang manusiawi, Owen kemudian mendirikan masyarakat utopian yang dinamakan New Harmony di Indiana, Amerika Serikat yang berasaskan koperasi. Namun, desa komunal percontohan tersebut tidak mampu bertahan lama karena beberapa hal, termasuk kesulitan keuangan.

Selain Robert Owen, seorang pegawai Perancis François-Marie-Charles Fourier (1772-1837) juga berusaha mewujudkan ide-ide sosialis. Ia dikenal sebagai pendiri phalanges atau phalanx atau phalanstery yang merupakan komunitas yang berisi 1000-an orang –sedangkan sumber yang lain menyebutkan 2000-an- yang hidup bersama dalam sebuah apartemen, hotel, atau tempat tinggal bersama. Mereka bekerja dengan sukarela dan senang hati menurut kecakapan masing-masing. Pada akhir tahun pembukuan, keuntungan dibagi menurut prestasi kerja, kapital, dan kecakapan masing-masing. Masyarakat komunal berkonsep ala phalanx-nya Fourier juga terbentuk di Ohio, New York, dan Massachussetts pada saat yang hampir bersamaan.

C. Sosialisme Marx (Marxisme)

Aliran ekonomi sosialis tak dapat dilepaskan dari seorang filsuf Jerman bernama lengkap Karl Heinrich Marx (1818-1883). Marx merupakan arsitektur dari sebuah bangunan ekonomi sosialis. Dialah yang mampu menciptakan sebuah sistem ekonomi melalui metodologi yang ia kembangkan sendiri. Dia mengontraskan sistemnya dengan sistem-sistem para pendukung laissez faire yaitu Adam Smith, Jean Baptiste Say, dan David Ricardo. Dia pulalah yang menciptakan istilah “klasik” dan “kapitalisme” yang ia tujukan pada aliran ekonomi liberalis-kapitalis. Sistem yang menurutnya telah menimbulkan masalah berupa kepincangan dan kesenjangan sosial bercirikan pembagian masyarakat dalam kelas-kelas.

Atas dukungan rekan seperjuangannya, Freidrich Engels (1820-1895), Marx mampu menulis beberapa buku. Melalui buku-buku sosialis itu ia melemparkan sejumlah kritikan tajam dan memberi pukulan teoritis kepada para ekonom laissez faire dan kalangan borjuis yang sangat diuntungkan dengan aliran kebebasan individu. Marx meramalkan bahwa liberalisme akan hancur sendiri (self destruction) dan pertama-pertama kejatuhan tersebut terjadi di negara kapitalis paling. Meskipun hanya bersifat teoritis karena ia belum sama sekali berhasil mendirikan komunitas atau negara yang menganut mazhab ekonomi sosialis, pemikiran Marx masih terus didengung-dengungkan pendukungnya melintasi abad bahkan milenia. Adapun beberapa asumsi, gagasan, dan teori yang ia kembangkan cukup banyak, beberapa yang berpengaruh adalah :

Teori Nilai Tenaga Kerja,

Menurut Marx, harga suatu komoditi senilai dengan waktu yang diperlukan seseorang untuk membuatnya. Tenaga kerja merupakan satu-satunya penentu nilai sedangkan kapital atau mesin dianggap sebagai tenaga kerja “beku”. Oleh karena itu, seharusnya upah menyerap keseluruhan dari produksi, sehingga nilai suatu komoditas haruslah sama dengan jumlah rata-rata dari jam kerja yang dipakai dalam menciptakan komoditas itu.

Teori Surplus Value (Nilai Surplus),

Marx menganggap pemilik modal dan tanah mengambil profit secara tidak adil dari pekerja, karena sebenarnya profit yang mereka ambil merupakan nilai surplus dari tenaga kerja. Jika menurut teori pertama, semua nilai adalah produk dari tenaga kerja, maka semua profit yang diterima oleh kapitalis dan tuan tanah pastilah merupakan “nilai surplus” yang diambil secara tidak adil dari pendapatan kelas pekerja. (Skousen, 2005: 185).

Akumulasi kapital menyebabkan penurunan profit.

Akumulasi profit yang menjadi akumulasi modal, oleh para kapitalis kemudian dibelikan mesin-mesin yang dipandang oleh Marx hanya menguntungkan para kapitalis bukan buruhnya. Menurut rumus Marx, p=s/(v+c), penambahan mesin akan menaikkan c dan menurunkan profit. Untuk menjaga agar upah tidak naik, eksploitasi dilakukan dengan mempekerjakan perempuan dan anak-anak sebagai operator mesin dan dibayar dengan upah yang lebih rendah.

Persaingan sengit antar perusahaan menyebabkan munculnya monopoli

Marx memandang bahwa lini usaha besar menjadi lebih terkonsentrasi pada perusahaan besar yang memproduksi komoditas yang lebih murah, yang akhirnya berakibat menghancurkan kapitalis yang kecil-kecil. Menurutnya, para kapitalis akan disibukkan oleh upaya menaklukkan pasar baru dan oleh upaya mengeksploitasi lebih menyeluruh terhadap pasar yang lama.

Mendukung penghapusan hak milik/properti pribadi,

Properti seperti tanah dan modal dianggap sebagai sumber perselisihan dan pertentangan kelas. Tanpa hak milik individu, sebagaimana prediksi Marx, tidak memerlukan ada pertukaran, pembelian, ataupun penjualan.

Menentang keberadaan uang.

Dalam Capital : a Critique of Political Economy (1867/1967), Karl Marx menjelaskan sirkulasi komoditi. Pada awalnya perekonomian uang disimbolkan C-M-C’, dimana C dan C’ merupakan dua komoditas dan M adalah uang sebagai medium pertukaran. Namun, bagi kapitalis simbol itu akan berubah menjadi M-C-M’, yang artinya kapitalis lebih menekankan pencarian uang daripada memanfaatkan barang dan jasa. Adanya perencanaan sentralistik dalam ekonomi dipandang sudah cukup mewujudkan dunia yang tanpa pertukaran dan uang.

Mengkritik keterasingan (alienisme) akibat liberalisme

Kritikan Marx pada perusahaan-perusahaan kapitalis juga mengenai keterasingan (alienisme), yaitu suatu konflik dimana manusia didominasi oleh kekuatan yang dia ciptakan sendiri, yang menghadirkannya sebagai suesuatu kekuasaan yang asing bagi dirinya (Damsar & Indriyani, 2009:20). Kapitalisme menurutnya akan membuat manusia semakin terasing dari obyek yang ia hasilkan, dari proses-proses produksi, dari dirinya sendiri, dan dari komunitasnya.

Mencetuskan ide sosialisme revolusioner

Menurut Marx, hanya terdapat dua kelas dalam masyarakat kapitalis, yaitu borjuis dan proletar. Dalam Capital (1867), ia menjelaskan bahwa komoditas adalah hasil ciptaan tenaga kerja, kemudian komoditas ditukarkan demi memperoleh uang, dan selanjutnya uang diubah menjadi modal, dan modal tersebut menciptakan penindasan dan pertentangan kelas. Melalui sebuah revolusi sosial, kelas proletar yang selama ini ditindas akan bangkit dan menjadi pelayan utama bagi masyarakat tanpa kelas dalam sebuah ekonomi sosialis-komunis. Menganggap bahwa komunisme adalah puncak dari bentuk masyarakat yang tertinggi, Marx memasukkan sepuluh program rencana yang terperinci mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mewujudkan sosialisme dalam bukunya The Communist Manifesto. Secara implisit, mustahil tindakan-tindakan tersebut terwujud tanpa revolusi sosial, maka disimpulkan Marx menganjurkan diterapkannya sepuluh tindakan tersebut melalui sebuah kekerasan.

Sepeninggal Marx pada tahun 1883, pemikiran Marx diambil alih pengembangannya oleh kompatriotnya Engels. Oleh Engels, Marxisme dikembangkan dalam bentuk Sosialisme Ilmiah (scientific socialism) yang lebih kaku dan deterministik dari apa yang telah dihasilkan Marx. Namun demikian, tidak banyak yang bisa diungkap dari modifikasi Engels atas Marxisme. Oleh para pengikut Marx-Engels, beberapa kelemahan yang ditemukan di dalam buku-buku karya Marx akhirnya dimodifikasi atau diperbaharui. Beberapa di antaranya menganjurkan sentralis sosialis sebagaimana Marx, sedangkan sebagian yang menganjurkan desentralisasi. Ada yang membenarkan cara radikal berupa revolusi sosial, ada pula yang lebih memilih langkah-langkah yang ramah, perlahan-lahan, dan menolak kekerasan.

D. Marxisme-Leninisme (Marxisme Ortodoks)

Salah satu tokoh yang membawa perubahan pada teori sosialisme Marx menuju ke sebuah ajaran komunis yang radikal adalah Vladimir Illich Lenin (1870-1924) dari Rusia. Sebagai pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia, Lenin memegang peran utama dalam melancarkan Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Bholsevik) yang berhasil menggulingkan Pemerintahan Sementara Rusia dan mendirikan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, negara sosialis pertama di dunia secara konstitusional.

Meskipun terinspirasi oleh ideologi Marxist, Lenin melakukan beberapa perubahan. Aliran pemikirannya lebih dikenal dengan Marxisme-Leninisme atau Leninisme saja. Alih-alih menunggu kejatuhan kapitalis, ia lebih tertarik untuk mendirikan sebuah negara komunis pertama, yakni di Rusia. Saat itu, Rusia merupakan negara otokratis yang lebih dekat dengan feodalisme daripada liberalisme. Lenin melihat kesempatan untuk memanfaatkan ketidakpuasan rakyat Rusia terhadap rezim Tsar dengan melakukan revolusi. Menurut Lenin, revolusi tidak bisa dan tidak boleh dilakukan secara spontan oleh proletariat, seperti yang diharapkan Marx, melainkan harus dilakukan bersama-sama oleh pekerja dan petani yang dipimpin oleh seorang “pelopor” elit partai. Elit partai yang dimaksud terdiri dari kelas menengah yang intelek seperti dirinya.

Pemikiran Lenin yang berbeda dari Marx berikutnya adalah mengenai dari mana awal negara sosialis akan berdiri. Dalam bukunya, Imperialisme, the Highest Stage of Capitalisme (1933), Lenin mengemukakan bahwa revolusi komunis tidak akan dimulai di negara-negara kapitalis maju seperti Jerman dan Inggris seperti yang diramalkan Marx, karena kondisi pekerja di sana yang dipenuhi dengan kesadaran akan pentingnya serikat buruh yang reformis bukan kesadaran kelas yang revolusioner. Eksploitasi yang langsung dan brutal terhadap pekerja justru bergeser dari negara imperialis seperti Inggris ke negara jajahan atau koloni mereka, baik secara langsung atau melalui perusahaan-perusahaan internasional monopolistik. Kaum kapitalis akhirnya menuai “superprofits” dari bahan baku murah dan tenaga kerja yang tersedia di koloni ini dan dengan demikian mampu membayar pekerja di negara mereka dengan upah yang sedikit lebih tinggi, waktu kerja yang lebih pendek, dll sehingga enggan melakukan suatu revolusi. Maka dari itu, bertentangan dengan ramalan Marx, revolusi komunis menurut Lenin justru akan dimulai di negara-negara terbelakang secara ekonomi seperti Rusia dan di negara-negara kolonial yang tertindas dan tereksploitasi.

Sepeninggal Lenin, penerusnya di tampuk pemerintahan Uni Soviet adalah Joseph Stalin (1878-1953). Sebagai varian dari Marxisme Leninisme, Stalinisme lebih otoriter. Stalin memerintahkan kultus individu terhadap dirinya, dimana partai yang semula menjadi pelopor dari kaum proletar juga memerlukan seorang pelopor tunggal, yaitu dirinya. Ide lainnya adalah socialism in one country, yang berarti membangun basis industri dan kekuatan militer Soviet sebelum melaksanakan revolusi ke luar dalam bentuk gerakan komunisme internasional. Dalam memperkuat basis industri, Stalin menerapkan kebijakan tangan besi. Penolakan yang muncul dari para petani yang dipaksa beralih menuju sektor industri akan dihadapkan pada hukuman mati atau pengiriman mereka ke kamp-kamp pekerja paksa di Siberia. Varian yang lain dari Marxisme-Leninisme adalah Maoisme, Trotskysme, dll yang namanya diambil dari tokoh pemimpin di negara-negara yang menerapkan ekonomi sosialis.

E. Revisionisme

Alternatif bentuk sosialisme lainnya dihadirkan di tanah Eropa. Berbeda dengan yang dilakukan Lenin di Rusia, beberapa pakar ekonomi mencoba menginisiasi bentuk sosialisme yang menghindari revolusi dengan kekerasan yang dikenal dengan aliran Revisionisme. Pada umumnya, mereka setuju bahwa kapitalisme akan jatuh dan digantikan oleh sosialisme, tetapi untuk memperbaiki keadaan para kaum buruh mereka tidak menginginkan adanya sebuah revolusi melainkan dengan menegakkan demokrasi.

Revisionis terpenting dalam sejarah adalah Eduard Bernstein (1850-1932), seorang pemimpin Partai Sosial Demokrat Jerman. Bernstein merevisi teori Marxian setidaknya dalam empat hal yang saling terkait, yaitu:

Penambahan dimensi etika yang sangat kurang ditemui dalam pemikiran Marx. Terinspirasi oleh Immanuel Kant, Bernstein menganggap bahwa manusia harus diperlakukan sebagai tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan menjadi sarana/instrumen, baik oleh kapitalis maupun komunis.
Berpendapat bahwa munculnya serikat-serikat buruh dan partai politik kelas pekerja di Eropa abad ke-19-an merupakan peluang untuk merevisi teori Marx dan politik praktis aliran Marxis.
Mencatat bahwa kenaikan upah dan kondisi kerja yang terjadi di Eropa merupakan salah satu hal yang membantahkan prediksi Marx. Tren perbaikan yang terjadi ini, menurutnya bukanlah dampak kebaikan dari sistem kapitalis tetapi dari pertumbuhan kekuatan serikat buruh dan partai politik kelas pekerja, dan
Memperingatkan bahaya dari revolusioner proletariat, yang kelak akan menciptakan pemerintahan yang cenderung diktator. Atas dasar empat revisi ini, Bernstein menganjurkan agar sosialisme dilaksanakan dengan bertahap dan damai bukan melalui revolusi kaum proletar yang melegalkan kekerasan.
Tokoh revisionis lainnya adalah Mikhail Tugan Baranovsky (1865-1919). Tidak sepakat dengan ramalan Marx tentang kejatuhan liberalisme, ia beranggapan bahwa kapitalisme bisa saja berkembang tanpa batas. Selain itu, untuk mendapatkan sosialisme, ia menganjurkan agar masyarakat harus bekerja pelan pelan dan melalui tahap demi tahap, bukan dengan kekerasan.

F. Sosialisme Kristen

Banyak sosialis terkemuka merupakan ateis militan, tetapi ada pula yang tegas terhubung sosialisme agama. Di Inggris beberapa Pendeta Anglikan, Frederick Denison Maurice (1805-1872) dan Charles Kingsley (1819-1875) memprakarsai Gerakan Sosialis Kristen pada akhir tahun 1840-an. Mereka menganggap sikap individualisme kompetitif dalam laissez-faire tidak sesuai dengan semangat agama Kristen. Bahkan seorang rasionalis seperti Saint-Simon (1760-1825) juga menyerukan “Kristen Baru” yang akan menggabungkan ajaran sosial Kristen dengan ilmu pengetahuan modern dan industri. Pengikutnya berusaha untuk menempatkan ide ini ke dalam praktek, sehingga menimbulkan sebuah sekte Saint-Simonian. Sosialisme Kristen kemudian menjadi gerakan besar di Britania Raya pada permulaan 1960-an.

G. Anarko-komunisme / Anarkisme

Alih-alih mengkritik kapitalisme saja, seorang tokoh anarkis Rusia bernama Mikhail Bakunin (1814-1876) menganggap bahwa baik agama, kapitalisme, maupun negara sama-sama merupakan bentuk penindasan yang harus dihancurkan agar orang-orang dapat hidup dengan bebas. Maka dari itu, meskipun ia setuju dengan Marx dalam hal penciptaan masyarakat tanpa kelas dan kepemilikan atau kontrol penuh masyarakat atas properti, ia menentang Marx perihal revolusi proletariat merupakan langkah penting menuju komunisme. Bakunin berpendapat agar kepemilikan properti bersifat desentralistik, bukan sentralistik. Ia menganggap ketika berkuasa, kaum proletariat bahkan lebih potensial untuk melakukan praktik penindasan melebihi dari negara-negara borjuis yang ada saat itu. Beberapa peneruka anarkisme yang lain adalah William Goldwin di Inggris, Peter Kropotkin di Rusia, dan Emma Goldman di AS.

H. Sosialisme Fabian (Fabianisme)

Salah satu wujud nyata dari sosialisme sentralistik dalam lingkup yang kecil adalah Fabianisme yang muncul di Inggris. Disebut dengan Sosialisme Fabian dikarenakan para anggota Fabian Society yang dibentuk tanggal 4  Januari 1884 mengagumi taktik Romawi Fabius yang menghindari pertempuran dan secara bertahap menurunkan pasukan Hannibal. Alih-alih revolusi, kaum Fabian lebih menyukai “gradualisme” sebagai langkah mewujudkan sosialisme. Namun demikian, Fabianisme berbeda dengan aliran revisionisme. Fabianisme tidak mementingkan munculnya serikat buruh dan partai kelas pekerja, melainkan menancapkan pengaruhnya pada partai yang sudah ada. Terbukti, mereka cukup memiliki pengaruh yang cukup besar dalam Partai Buruh Inggris. Tokoh-tokoh Fabian diantaranya adalah George Bernard Shaw (1856-1950), Sidney (1859-1947) & Beatrice Webb (1858-1943), Graham Wallas (1858-1932), dan H.G. Wells (1866-1946).

I. Sosialisme Sindikasi (Sindikalisme)

Selain Anarko-komunisme, ide desentralisasi sosialis dilanjutkan oleh aliran sosialis lainnya, yaitu sindikalisme. Sindikalisme menekankan kontrol dan tindakan langsung dari para buruh dalam bentuk sindikasi atau sebuah korporatisme ekonomi sosialis. Sindikalis seperti Fernand Pelloutier (1867-1901) tidak mempercayai baik negara maupun partai politik dalam upaya mewujudkan sosialisme. Tujuan mereka adalah menggantikan kapitalisme dan negara dengan sebuah federasi atau sindikat serikat dagang yang terdiri dari kelompok pekerja lokal. Industri dalam sistem sindikalis akan dijalankan melalui konfederasi yang kooperatif dan timbal balik. Sindikat lokal dapat berkomunikasi dengan sindikat lain melalui Bourse du Travail (pertukaran buruh) yang akan mengelola dan mentransfer komoditas. Tokoh sindikalisme lainnya adalah Georges Sorel (1847-1922).

J. Guild Sosialisme

Samuel G. Hobson (1870-1940) dan G.D.H. Cole (1889-1959) adalah dua tokoh yang menganjurkan kepemilikan publik dari industri dan organisasi ke dalam sebuah serikat, saat itu mereka praktikkan pada kelompok pengrajin. Industri dan organisasi tersebut masing-masing akan berada di bawah kontrol demokratis dari serikat buruh. Peran negara oleh guild sosialisme tidak begitu kentara, ada dari mereka yang berpendapat bahwa negara menjadi koordinator dari serikat buruh, sedangkan yang lain menganggap fungsi negara hanya sebagai pelindung, terkait penegakan hukum, dsb.

K. Sosialisme Pasar

Depresi besar pada 1930-an membuat para intelektual tertarik pada sistem perencanaan terpusat (sosialisme sentralistik). Pada tahun 1936, tahun yang sama dengan kemunculan buku fenomenal Keynes yaitu The General Theory of Employment, Interest and Money, seorang sosialis Polandia bernama Oskar Lange (1904-1965) mempublikasikan buku On the Economic Theory of Socialism yang merupakan sebuah serangan balik atas pemikiran Ludwig von Mises dan F. Hayek yang berpendapat bahwa harga kompetitif dalam mekanisme pasar akan mampu menyediaakan informasi penting agar perekonomian dapat berjalan dengan baik. Lange berargumen bahwa untuk menghindari harga yang tidak efisien dalam perencanaan terpusat (sosialis), dewan perencanaan pusat dapat menentukan harga melalui “trial and error” dimana harga ditetapkan untuk meentukan permintaan dan penawaran setiap produk. Harga akan ditetapkan secara acak, dan permintaan dan penawaran yang muncul di pasar akan menentukan respon dewan. Pemikiran Lange kemudian dikenal sebagai Sosialisme Pasar (market socialism).

L. Aliran Kiri Baru (The New Left)

Kemunculan pemikir-pemikir neo klasik membuat kapitalisme sepi pengkritik, sedangkan sosialisme semakin sepi peminat. Namun, ada beberapa tokoh yang mencoba mengkompromikan dua mazhab ekonomi tersebut. Mereka mengkritik kapitalisme, tetapi mereka juga tidak menganggap sosialisme suatu keniscayaan atau harus terjadi. Yang mereka tawarkan hanya beberapa acuan referensi untuk desentralisasi dan penggunaan moral yang melebihi insentif ekonomi (Deliarnov, 2014: 103).

Tokoh aliran kiri baru diantaranya adalah Paul Baran (1926-2011) dan Paul Sweezy (1910-2004) yang secara bersama-sama menerbitkan buku Monopoly Capital pada tahun 1966. Dalam buku tersebut, mereka melakukan pembelaan terhadap penguasa di negara-negara sosialis seperti Fidel Castro di Kuba dan juga ramalan tentang keruntuhan kapitalisme. Buku Monopoly Capital juga sangat kental menganalisis mengenai aspek monopolistik perusahaan-perusahaan raksasa dalam perekonomian modern. Di dalam negeri, surplus diperoleh kapitalis dari mempekerjakan dan mengeksploitasi buruh rendahan seperti dari kelompok minoritas, sementara di luar negeri, mereka mengeruk surplus besar dari menggaji buruh negara-negara berkembang dengan sangat murah. Intinya, mereka mengkritik perubahan dari kapitalisme kompetitif yang selama ini dijunjung tinggi oleh kaum klasik menjadi kapitalisme monopoli yang semakin mengeksploitasi buruh.

Selain dua Paul, ada pula C. Wright Mills (1916-1962) yang menulis The Power Elite (1956) dan mengungkapkan bahwa para pemilik modal dan pengusaha-pengusaha besar saat ini terlalu mendominasi kehidupan masyarakat dengan cara melakukan kolaborasi dengan pemerintah dan pemimpin-pemimpin serikat buruh. Marxist lainnya yakni Ernest Mendel (1923-1995)  pada tahun 1968 memprediksi bahwa merupakan suatu kemustahilan kapitalisme akan bertahan di tengah krisis yang berlangsung selama lebih dari setengah abad tanpa henti sejak 1914.



Perkembangan Sosialisme di Dunia Saat Ini

Dewasa ini ada segelintir masyarakat komunal yang eksis. Organisasi komunal yang paing bertahan lama adalah kibbutizm di Israel. Sejak berdiri dari awal abad 20-an sampai menjelang 1980-an, tercatat ada lebih dari 250 kibbutizm, tetapi jumlahnya menurun tajam (Skousen, 2001: 159). Kibbutz adalah suatu bentuk komunitas sosialis atau setara dengan phalanx yang beranggotakan kurang dari 300 orang. Mereka memakai properti bersama-sama. Semua properti adalah milik kelompok (kibbutz). Namun pada 1990-an, kibbutizm mulai merosot dan menghadapi beberapa persoalan serius termasuk utang yag menumpuk dan tidak diminati oleh generasi muda mereka.

Sementara itu, terkait dengan sosialisme sentralistik, negara-negara komunis yang dulu jumlahnya sangat banyak pada era kejayaan negara sosialis Rusia dewasa ini semakin condong ke arah liberalisme. Sosialisme yang sering mengabaikan insentif ekonomi dan utilitarianisme individu menghadapi praktik yang memprihatinkan dimana negara-negara sosialis cenderung lebih lambat pertumbuhan maupun pembangunan ekonominya. Runtuhnya Uni Soviet membuat aliran Klasik, Keynesian, Neo-Keynes, Neo-Klasik, dan Monetaris lebih berkembang di dunia daripada Sosialis-Komunis. Di Cina, Maoisme yang dulu berkembang sebagai penerapan sosialisme di sana kini tidak lagi dipraktekkan. Beberapa industri besar memang masih milik negara, tapi tren yang jelas menunjukkan peningkatan privatisasi dan ekonomi pasar yang terdesentralisasi. Bahkan Cina sekarang di ambang memiliki ekonomi kapitalis penuh.

Sementara itu, di Korea Utara, sosialisme diwujudkan dalam rezim yang terisolasi dan represif, sedangkan Kuba dan Vietnam telah membuka ekonomi mereka dan mencari investasi asing dalam ekonomi yang berorientasi yang semakin berorientasi pasar meskipun secara politik keduanya tetap dikuasai oleh partai tunggal yang komunis. Hari ini ekonomi komando dan perencanaan birokrasi top-down ala Soviet dapat dikatakan telah mati.
       BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kesimpulan Pemikiran Kaum Perintis Sosialis
Pada Masa Yunani Kuno , Ekonomi ditempatkan sebagai bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral, dan sering dikaitkan dengan rasa keadilan serta kelayakan yang perlu diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata
Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara berekonomi. Konsep ekonomi yang dihasilkan antara lain Plato yang mengungkapapkan Gagasannya tentang ekonomi  adalah kemajuan tergantung pada pembagian kerja  (division of labor) yg timbul secara alamiah dlm masyarakat. Ada 3 jenis pekerjaan manusia yg berbeda-beda yaitu pekerjaan sebagai pengatur atau penguasa, tentara, dan para pekerja,petani, pedagang.sedangkan Aristoteles menggungkapkan konsep pemikiran ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang baik, melalui tukar-menukar. Aristoteleslah yang membedakan dua macam nilai barang, yaitu nilai guna dan nilai tukar.
Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang menjadi mandul atau tidak produktif.yang diikuti dengan pemikran Xenophon yaitu inti pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.dan pemikiran yang terakhir ialah dari Tomas Aquinas yang mengemukakan mengemukakan tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife dan keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba. Tetapi masalah riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah yang terus-menerus diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.maka dari itu dengan kita telah mengetahui dan memahami sejarah pem ikiran ekonomi maka kesimpulan yang dapat diambil ialah pada masa inilah pemikiran ekonomi dicetuskan oleh para tokoh-tokoh pada masa praklasik yang sampai saat ini pemikiran-pemikiran yang berkaitan tentng ekonomi masih dipergunakan dan dijadikan sebagai dasar dari ilmu ekonomi itu sendiri.
3.1.2 Kesimpulan Kaum Merkhantilis
1. Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri yang menguntungkan .
 2. Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdaganganinternasional.
 3. Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah mendorong ekspor.
 4.Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
 5. Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksiindustri di dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdaganganinternasional dan perluasan-perluasan kolonialisme.
3.1..3 Kesimpulan Pemikiran kaum Pisiokrat
Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan adalah sumber daya alam. Aliran ini dinamai aliran physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain atau cratos (kekuasaan), yang berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the rule of nature). Hukum alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan berlaku kapan saja dimana saja dan dalam situasi apapun (bersifat kosmopolit).
Tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quessnay (1694-1774). Pada tahun 1758 Quessnay menulis buku  Tableau Economique. Dalam buku tersebut Quessnay menggambarkan sistem perekonomian suatu negara seperti layaknya kehidupan biologis tubuh manusia. Antara satu bagian tubuh  dengan bagian lain membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Begitu pula proses dan gejala kehidupan ekonomi jika dilihat dalam hubngan antara bagian yang asatu dengan yang lain membentuk suatu keseluruhan dengan hukum-hukum tersembunyi.
Masyarakat dibagi kedalam empat golongan:
1. Kelas masyarakat produktif,yaitu masyarakat yang aktif mengolah tanah seperti pertanian dan pertambangan.
2. Kelas tuan tanah
3. Kelas yang tidak produktif atau kelas steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya
Quesnay menganjurkan agar kebijaksanaan – kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup petani, bukan memberi hak – hak khusus kepada pemilik tanah dan para saudagar selama ini dinikmati dibawah pemerintahan merkantilisme. Kaum fisiokrat mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan berbagai regulasi perdagangan ketika seharusnya dibebaskan dari kontrol. Kaum merkantilis dianggap membuat barang – barang menjadi lebih mahal dengan menetapkan pajak yang tinggi.
Fisiokrat menerapkan single tax, yaitu pajak yang hanya dikenakan kepada pemilik tanah. Pajak yang dianjurkan tinggi supaya orang tidak mempunyai keinginan untuk menguasai tanah berlebihan.
3.1.4 Kesimpulan Pemikiran Kaum/Teori klasik .
Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab pisiokrat. Kaum klasik berdasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain normatif. Politik kaum klasik merupakan politik ekonomi yang menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, dimana masyarakat senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
            Asas pengaturan kehidupan perekomonian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu keseimbangan (ekuilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perongan. Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, mengkritik pemikiran ekonomi sebelumnya dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa.
3.1.5 Kesimpulan Pemikiran Kaum Neo Klasik
Teori ekonomi neoklasik merupakan pengembangan dari teori ekonomi klasik yang kebanyakan dimodifikasi dengan menggunakan pendekatan yang lebih kompleks. Teori neoklasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan.
Kerangka pemikiran Neoklasik secara garis besar diantaranya mencakup:
1) Rasionalitas instrumental berkaitan perilaku individu dalam menentukan preferensi mereka secara rasional. Preferensi dalam  hal ini berkenaan dengan pengalokasian dana dan daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mencapai kepuasan maksimum.

2)Metodologi individual, berhubungan dengan rasionalitas perilaku individu dalam interaksi perkonomian kompleks yang cenderung berbenturan, dan kadang-kadang berlawanan dengan gagasan rasional, interaksi ekonomi individu atau kelompok seringkali terperangkap dalam suatu
jeruji rasisme ataupun kelas-kelas soaial dalam masyarakat.
3) Ekulilibrium Ekonomi, dari berbagai interaksi yang terjadi dalam pasar, ekonom neoklasik cenderung mengkonseptualisasikan/mengasumsikan hasil interaksi tersebut  dalam bentuk "kesetimbangan".
4)Penggunaan Tekhnik matematika dalam analisis perekonomian. Para ekonom cenderung banyak pmenggunakan teknik matematika untuk "memformalisasikan" berbagai interaksi ekonomi.


3.1.6 Kesimpulan Pemikiran Kaum Sosialis .
1. Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme.

2. Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dipilih atas tiga kelompok:

Dari kelompok pemikir sebelum Marx
Pandangan Marx dan Engels
Kelompok pemikir sosialis sesudah Marx
3.    Ciri – ciri sistem ekonomi sosialis :

Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
Peran pemerintah sangat kuat
Lebih mengutamakan kebersamaan ( kolektivisme )
Kelebihan dan kebaikan sistem ekonomi sosialis :
Disediakannya kebutuhan pokok
Didasarkan oleh perencanaan Negara
Produksi dikelola oleh Negara
Kelemahan sistem ekonomi sosialis
Mengabaikan pendidikan moral
Membatasi kebebasan
Sulit melakukan transaksi









Kesimpulan
Sejarah pemikiran ekonomi dimulai sejak zaman pra klasik, klasik, neo-klasik, historismus, sosialisme, keynesss dan neo-keynessian. Pada zaman pra klasik dapat dikelompokkan menjadi masa Yunani Kuno, skolastik, merkantilisme dan masa fisiokrat. Yang masing-masing memiliki tokoh-tokoh dengan pemikirannya masing-masing. Misalnya pada zaman yunani aristoteles berpendapat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga meetakkan pemikiran dasar tentang nilai dan harga. Pertukaran barang dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Aritoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua cabang, yaitu kegunaan dan keuntungan.
























3.2  Saran
Dengan adanya tokoh-tokoh ekonomi lainnya diharapkan pemikiran-pemikiran mengenai teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ekonomi. Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas materinya yang kurang ataupun dari segi bahasanya yang sulit dimengerti, dll. Maka dari itu untuk perbaikan makalah-makalah yang selanjutnya, mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan instropeksi kami dalam penyusunan sebuah makalah.










DAFTAR PUSTAKA

•   http://massofa.wordpress.com/
•   http://deniandra.wordpress.com/
•   http://insidewinme.blogspot.com/
•    http://ana-ekonomi.blogspot.com/

Read more: http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/pemikiran-ekonomi-merkantilisme.html#ixzz5U9YsFAMZ
Deliarnov. 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi Ketiga Revisi. Jakarta: Rajawali Pers
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Boediono. 1982. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE

SITUS WEB
http://t-smarttazkia.blogspot.com/2013/12/ringkasan-sejarah-pemikiran-ekonomi-pra.html, diakses pada tanggal 27 September 2014.